apakah unsur unsur pada struktur teks ulasan Beth sudah tersusun secara sistematis?jelaskan!
B. Indonesia
sri684
Pertanyaan
apakah unsur unsur pada struktur teks ulasan "Beth" sudah tersusun secara sistematis?jelaskan!
1 Jawaban
-
1. Jawaban gumantinr
Kelas : VIII
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kata kunci : teks ulasan, teks 'Beth", struktur teks ulasan
Kategori :
Bab VI : Ulasan Karya Kita
Pembahasan:
Apakah unsur-unsur pada struktur teks ulasan "Beth" sudah tersusun secara sistematis?
YA, unsur-unsur pada struktur teks ulasan "Beth" sudah tersusun secara sistematis.
Jelaskan!
Struktur teks ulasan terdiri dari identitas karya, orientasi, sinopsis, analisis, dan evaluasi.
Teks ulasan 'Beth' memiliki struktur:
1. Identitas karya
Judul : ”Beth”
Bintang : Inne Febriyanti, El Manik, Lola Amaria, Reny Djajusman, Saut Sitompul
Sutradara : Aria Kusumadewa
Produser : Aria Kusumadewa, Nurul Arifn, Inne Febriyanti, dan Rio Kondo
Skenario : Nana J. Mulyana
Fotograf : Enggong Supardi
Produksi : PT Sinemata
Durasi : 85 menit
2. Orientasi
"Adakah kata-kata sehat yang keluar dari mulut orang gila?" Ini pertanyaan sederhana. Namun, layaknya pertanyaan sederhana, yang ini pun membutuhkan jawaban yang rumit. Celakanya, jawaban dari pertanyaan inilah yang akan menentukan persepsi penonton terhadap Beth, film terbaru garapan sutradara muda Aria Kusumadewa.
Mereka yang memilih jawaban positif, dengan sendirinya akan mencerna Beth sebagai sebuah film alternatif yang kaya makna. Sebaliknya, bagi pemilih jawaban negatif, tak lagi perlu memaksakan diri untuk menikmatinya. Hal ini karena dari awal hinga akhir, Beth hanya mengambil satu setting: kehidupan di suatu rumah sakit jiwa.
3. Sinopis
Inti cerita film ”Beth” berkisah cinta yang tragis antara Beth atau Elizabeth (Inne Febriyanti) dan Pesta (Bucek), sebagai dua anak manusia yang hidup dalam lingkungan sosial berbeda. Tak direstui oleh orang tua Beth yang jenderal. Kehidupan asmara Beth-Pesta pun berakhir mengenaskan. Pesta masuk penjara karena tertangkap ketika mengonsumsi narkoba. Beth jadi gila lantaran tak kuat menanggung deritanya. Lebih tragis lagi, keduanya dipertemukan kembali di Rumah Sakit Jiwa Manusia.
Akan tetapi, kisah cinta Beth-Pesta hanyalah bingkai semata. Inti film ”Beth” yang sebenarnya tentang sejumlah karakter yang kemudian muncul dalam kehidupan para penghuni rumah sakit jiwa itu. Di sana ada penyair gila yang kerjanya hanya menulis dan membaca puisi. Ada politikus gila akibat obsesinya untuk menduduki kursi kepresidenan tak pernah tercapai.
Di rumah sakit tersebut ada juga seorang perawat yang terpaksa mengabdi karena ia tak diterima masyarakat lantaran pernah dirawat di rumah sakit jiwa itu. Ada pula pasien yang gila justru lantaran terobsesi jadi dokter jiwa. Tingkah para profesional gila yang dirangkai dalam akting yang kemudian melahirkan sejumlah pesan moral Aria.
4. Analisis
Melalui tokoh Beth, Aria ingin menawarkan pandangan baru lewat suatu ‘kerajaan’ yang dibangunnya. Bukan di dunia waras tidak pula di dunia gila, tetapi di antara keduanya. "Melalui flm ini saya hanya ingin mengungkap realitas dalam ekspresi yang jujur. Tak lebih dari itu," kata Aria.
....
Ia justru melihat ”Beth” sebagai gambaran kian sempitnya ruang di masyarakat yang patut dijadikan tempat manusia untuk berkreasi satu-satunya ruang yang tersisa bagi Aria adalah rumah sakit jiwa. "Tapi, soal apakah ini pilihan yang paling tepat, tentu tetap perlu dipertanyakan," katanya.
5. Evaluasi
Meskipun demikian, semua itu bersifat multitafsir. Film ”Beth” tampak istimewa karena pendekatan Aria yang unik dibanding sineas lain. Nurul Arifn melihat film karya Aria ini tak ubahnya suatu realitas yang didekati dengan cara yang berkebalikan dari pendekatan yang dilakukan Garin Nugroho dalam karya-karyanya. "Beda dengan karya-karya Garin yang menggambarkan realitas sosial yang selalu dari sisi kehidupan yang manis–manis, Aria lebih suka mendekatinya dari sisi-sisi yang lebih pahit," kata Nurul. "Itu sebabnya semangat Aria ini perlu didukung penuh."